Kelebihan serta Kekurangan Rumput Vativer

Keunggulan dan Kekurangan Tanaman Vetiver Rumput vetiver

 

(Chrysopogon Zizanioides) bisa berguna untuk menahan longsor. Tetapi, menurut periset tumbuhan Southeast Asian Region Centre for Tropical Biology (Seameo Biotrop), Supriyanto, manfaat vetiver sebagai pencegah longsor bukan untuk periode panjang. “Ya kemungkinan untuk periode pendek dapat. Tapi masih tetap untuk pencegah longsor yang baik untuk periode panjang ya pohon,” katanya seperti dikutip Di antara. Supriyanto menerangkan akar vetiver dapat capai kedalaman 6 mtr. di tempat tanam bebas kendala, seperti sungai atau kolam. Dan di tanah, akar vetiver bisa capai kedalaman satu sampai 1,5 mtr.. “Untuk hasilkan panjang (akar) 1,5 mtr. saja harus di polybag,” tutur ia Rumput Vetiver ini sudah di jual di internet, salah satu penjual yang sudah terpercaya yaitu https://sahabattaman.com .

Meski begitu, ia menambah, vetiver sistem mempunyai akar serabut yang dapat meredam erosi pada tanah sekeras seperenam kawat baja. Sayang, tanaman itu cuman hidup sepanjang sekitaran 9 bulan. Oleh karenanya, dia merekomendasikan pemerintahan menanam tipe pohon-pohonan yang mempunyai akar semakin kuat serta lebih dalam buat menahan longsor. Supriyanto menulis tanaman petai selong atau petai cina (Leucaena leucocephala), pohon nangka (Artocarpus heterophyllus) dan jengkol (Archidendron pauciflorum) punyai kemampuan akar yang semakin besar untuk meredam longsor sebab bisa tembus kedalaman tanah dan batu-batuan. Di lain sisi, tanaman vetiver mempunyai manfaat yang lain, yaitu mereduksi pencemaran sampah kimia, mercuri dan sampah klinis. Dr Jossep Frederick William dari Medicuss Grup Bandung menerangkan akar vetiver dapat mengikat toksin yang berada di lingkungan pertanian dan DAS atau pertambangan emas rakyat, yang terkontaminasi sampah. “Bila ditanamkan di teritori yang memiliki kandungan sampah, sesudah 3-6 bulan, vetiver beralih menjadi kelompok B3. Oleh karena itu tidak boleh diambil dan digunakan buat diambil extract-nya oleh warga, tidak boleh dibakar,” tutur Jossep, seperti dikutip sah BNPB.

 

Sementara praktisi komune vetiver, Irma Hutabarat menerangkan, untuk penangkalan longsor, penanaman vetiver sistem yang diperlukan. “Di Garut dan beberapa tempat, yang ditanamkan ialah akar harum, yang diambil akarnya untuk bahan baku perfume Vetiveria Zizaionides. Yang kami tanam ialah bibit yang lain, pencegah longsor, Chrysophogon Zizaionides, dengan daun yang keras dan tegak lempeng,” kata Irma. Menurutnya, Chrysophogon Zizaionides mempunyai peranan pencegah longsor atau banjir dan menjernihkan air. “Salah satu tanaman yang akarnya serabut, tetapi memiliki kekuatan 1/6 kawat baja ialah vetiver Sistem,” katanya. Dalam pada itu, sesuai info BNPB, ada tiga barisan tipe tanaman yang hendak ditanamkan untuk mengembalikan ekosistem teritori hilir sungai. Pertama ialah pohon-pohonan tipe tanaman keras yang punyai nilai ekonomis dan ekologis. Beberapa pohon itu ialah Alpukat, Nangka, Cempedak, Matoa, Sukun, Aren, Rasamala, Puspa, cempaka, Mindi, Ketapang, Jabon Putih, Beringin, Sempur, Mahoni, Gandaria dan Kayu Putih. Disamping itu, Kenanga, Sagu, Sereh Harum, Kopi, Bambu, Kenari, Kemiri, Pala, Manggis dan beberapa tanaman epidemik yang lain. Dan barisan ke-2 ialah vetiver sistem sebagai pengikat tanah periode pendek. Vetiver yang akarnya kuat dipandang sanggup mencengkeram tanah. Selanjutnya yang ke-3 ialah tanaman Porang. Tipe umbi umbian ini mempunyai nilai ekonomis untuk warga. Porang diantaranya dipakai sebagai bahan baku untuk mie shirataki, rendah karbohidrat dan gula dan baik sekali untuk mempertahankan kesehatan pasien diabetes dan beberapa orang yang lakukan diet.